Awal dari Kesuksesan yang Tertunda (bag. dua)

Melanjutkan tulisan saya yang kemarin ( bag. Pertama) Tentang perjalanana saya yang Pertama di Korea, singkatnya saya bekerja di Korea sesuai dengan kontrak pada waktu itu 3 tahun. Karena saya ingin segera usaha lagi di Indonesia saya putuskan untuk pulang dan tidak mengambil kontrak yang kedua.

Saya pulang dengan semangat dan impian yang membara untuk buka usaha baru lagi di Indonesia. Dengan berbekal uang yang sudah ada dan beberapa teman yang juga mempunyai tujuan yang sama setelah sepakat sebelumnya untuk mebuat suatu jaringan usaha atau bisnis dari teman teman ex- BMI Korea. Disepakati waktu itu untuk membuat suatu jaringan caffe gaul atau tempat untuk kongkow para remaja. Saya buka outlet dengan nama Master Lin ( Sandwich and Burger ).

Setelah grand opening memang langsung ramai dan saya tanyakan kepada rekan rekan saya untuk segera pulang dan membuka cafe yang sama didaerah masing masing sesuai dengan kesepakatan yang ada. Akan tetapi rupanya rekan rekan saya belum percaya diri dan mereka melanjutkan kontrak mereka yang kedua dengan alasan belum siap untuk buka usaha.

Dari situlah saya mulai berpikir dan sadar memang  tidak semua orang siap dan mau untuk membuka suatu usaha. Kita harus memilih team dan orang orang yang tepat atau kompeten untuk diajak berbisnis dan mepunyai visi dan misi yang sejalan. Dengan demikian maka akan terbentuk team yang solid apalagi ditambah dengan pasion yang sama itu akan menjadikan bisnis yang dibangun bisa berkembang dan bertahan dalam persaingan di dunia bisnis.

Setelah Master Lin saya buka 1 tahun dengan konsep yang sudah berubah dari konsep awal sehingga saya bertahan tidak sampai 2 tahun dan akhirnya tutup. Dari sini cobaan demi cobaan mulai datang. Hingga saya bertemu dengan teman lama yang mengajak untuk berbisnis di dunia kecantikan khususnya bulu mata.

Memang segala sesuatu itu harus dipersiapkan dari awal dengan matang. Kata Graham Bell "Persiapan adalah Kunci sukses sebelum Pelaksanaan". Dan pemilihan team yang tepat tidak kalah pentingnya untuk menentukan kelangsungan bisnis. 

Yang tadinya bisnis sangat bagus dan menjanjikan akan segera buyar dengan kekurangan kekurangan tadi. Maka bisnis itupun hanya berjalan sesaat  karena perbedaan perbedaan yang ada membuat saya nggak nyaman dan mengundurkan diri dari  bisnis tersebut.


Dengan modal yang sudah menipis dan bimbang mau buka usaha apa lagi atau harus cari kerja, bertemulah dengan saudara yang bisnis di bidang property dan diajaklah untuk membantu usaha tersebut. Disinilah saya melihat dan belajar pentingnya dari sebuah manajemen. Dengan manajemen yang alakadarnya dan asal asalan, bisnis yang bernilai ratusan juta bahkan tembus miliaran akan membuat pelakunya berantakan.

Padahal kalau dikelola dengan serius dan ditangani dengan manajemen yang baik saya sakin usaha tersebut akan menghasilkan benefit yang luar biasa. Tapi nasi sudah menjadi bubur, susah untuk mengembalikan keadaan yang sudah terlalu jauh melenceng dari jalur yang seharusnya. Maka dengan keputusan yang bulat dan tekad yang berat saya putuskan untuk merantau lagi di negeri Korea ini untuk yang kedua kalinya. 

Dan alhamdulillah dengan pengalaman pertama dulu tanpa halangan yang berarti saya sampai juga di negeri ginseng ini, walau tetap harus melalui tahapan dan proses yang panjang sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada tentunya.

2 Responses to "Awal dari Kesuksesan yang Tertunda (bag. dua)"

  1. Terimakasih agan @supa Ryo... masih newbie nieh.. harus banyak belajar...

    ReplyDelete

Feature Post

Finance Hhgregg

10102016 Synchrony Financial has provided a consumer financing program for hhgregg through the hhgregg Credit Card for more than 17 years. ...

Trending This Week

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel